Berita  

Polda Lampung kumpulkan alat bukti terkait kerusuhan di Lampung Tengah

Bandarlampung, Sidiklampung.com – Kepolisian Daerah (Polda) Lampung menyatakan masih mengumpulkan alat bukti dan provokator terkait perusakan dan pembakaran rumah Kepala Kampung Gunung Agung, Kabupaten Lampung Tengah oleh warga karena diduga menyelewengkan bantuan pangan.

 

“Kasus perusakan dan pembakaran rumah kepala kampung saat ini masih mencari dan mengumpulkan alat bukti untuk bisa diketahui siapa yang menjadi provokator aksi tersebut,” kata Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika di Mapolda Lampung, Bandarlampung, Selasa.

 

Ia pun menghimbau masyarakat khususnya Lampung Tengah untuk tetap tenang dan menyerahkan persoalan ini kepada pihak Kepolisian untuk bisa ditangani secara baik, objektif dan profesional.

 

“Kami akan menangani kasus ini sebaik-baiknya dan profesional. Untuk dugaan pidana korupsi bantuan pangan yang jadi pemicu kerusuhan, ini juga sedang ditangani oleh Polres Lampung Tengah,” kata dia.

 

Dia mengatakan saat ini sebanyak 270 orang telah diminta klarifikasi terkait dugaan penyelewengan bantuan pangan untuk warga Gunung Agung.

 

“Sementara itu, terkait kasus dugaan pembunuhan yang pemicunya juga dugaan penyelewengan bantuan pangan, Polres Lampung Tengah telah menetapkan satu orang tersangka inisial AS (41),” kata dia.

 

Kapolda mengatakan sebagai dukungan terhadap Polres Lampung Tengah terkait kasus perusakan dan pembakaran rumah Kepala Kampung Gunung Agung, hingga penyelewengan bantuan pangan yang diduga dilakukan kepala kampung tersebut akan diasistensi Polda Lampung.

 

“Sehingga, Polres Lampung Tengah akan fokus menjaga situasi di lokasi tetap kondusif,” kata dia.

 

Sebelumnya pada Sabtu (17/5) terjadi kerusuhan yang sempat terjadi di Kampung Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nyunyai, Kabupaten Lampung Tengah, di mana warga membakar dan merusak rumah kepala kampung setelah adanya perkelahian yang berimbas pada tewasnya satu orang warga.

 

Perkelahian yang mengakibatkan satu orang tewas tersebut diduga dipicu oleh ketidakpuasan warga karena adanya dugaan penyelewengan bantuan pangan oleh kepala kampung setempat.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *