Bandarlampung, Sidiklampung.com – Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengatakan pelaksanaan hilirisasi beragam potensi di desa menjadi fokus utama pemerintah daerah dalam meningkatkan perekonomian.
“Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kami fokus mengembangkan investasi tapi dari tingkat terkecil yaitu di desa-desa,” ujar Rahmat Mirzani Djausal di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan pemerintah daerah berfokus pada pengembangan investasi di desa, sebab desa menjadi salah satu penggerak utama ekonomi daerah.
“Kami ingin melakukan hilirisasi baik komoditas lokal ataupun energi dari tingkat kecil jadi fokus di desa-desa dan kabupaten, bukan di kota,” katanya.
Ia menjelaskan kegiatan hilirisasi yang menjadikan desa sebagai lokus tersebut dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah beragam potensi yang ada di desa, serta masuknya investasi ke desa.
“Nanti kami akan memilih jenis investasi apa yang cocok untuk orang Lampung, yang tentunya tidak dikelola orang disini, tidak ada teknologinya disini. Sehingga tidak mengganggu ekonomi masyarakat Lampung,” ucap dia.
Menurut dia, dengan adanya hilirisasi tersebut dan bertumbuhnya investasi hingga sampai desa selain dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi juga dapat membuka lapangan pekerjaan yang luas.
“Tujuan adanya hilirisasi dan investasi ini adalah menyerap lapangan kerja, memberi nilai tambah terhadap potensi di desa dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di desa,” tambahnya.
Sebelumnya berdasarkan data BPS Lampung pada Maret 2024 dari 9 juta jiwa penduduk di Lampung tercatat jumlah penduduk miskin ada sebanyak 941,23 ribu orang.
Dan tingkat kemiskinan masih terkonsentrasi di desa dengan persentase 11,97 persen atau sebanyak 697,19 ribu jiwa. Sedangkan di perkotaan sebesar 244,04 ribu jiwa atau 8,18 persen.
Diketahui total jumlah desa yang ada di Provinsi Lampung ada sebanyak 2.446 desa, dan dari total jumlah desa rata-rata telah berstatus berkembang, maju, serta mandiri. Dan pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan desa salah satunya dengan meningkatkan ekonomi kerakyatan yang bermula dari desa, dan mengembangkan potensi sumber daya alam ataupun komoditi yang ada di desa.(*)